went to library to collect this one.
i do not know who did this to the cover.
updated:
mall ada. bioskop semua filmnya ditranslasikan dalam bahasa prancis. ya udah, pilihan kami, tinggal di rumah. nulis. nginternet.
saat itu, 50% dari pendapatan sudah dimasukan ke tabungan secara otomatis. dari 50% yang ada, 25% saya simpan. jaga-jaga juga agar ada dana cair bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
sampai di jakarta, kami terus melakukan hal yang sama. menabung secara otomatis. sampai di jakarta lah mulai dipisahkan simpanan untuk pensiun, pendidikan anak, asuransi, dll. tapi tentu prosentase-nya tidak sebesar saat kami di abidjan. di abidjan, kami belum melakukan pemisahan ini karena konsentrasi pada membangun rumah.
sekarang di singapur ini, 55% dari pendapatan tidak kami sentuh. sebagai istri yang pendapatannya tidak tetap, saya berusaha untuk tidak membelanjakan pendapatan kami untuk hal-hal yang sekunder.
beberapa tahun yang lalu, teman ibu saya pernah bilang…
“bu, teh ninit itu jilbab-nya ada berapa sih? kok yang dipake itu-itu terus.”
haha. rupanya tante memerhatikan saya. tiap kami ke bandung, kebetulan selalu bertemu tante tersebut.
jilbab saya ada 5 buah.
warna marun, biru, hitam, putih dan merah.
tiga dari 5 jilbab, saya beli di tahun 2003. :-)
ps,
– tentang keuangan… sekali lagi, kami cocok dengan david bach :-) silahkan baca blog abraham tentang ini.
– dari pasangan hebat yang penuh inspirasi, rani & indi. coba baca ini, obsessed with tracking stuff.
1 Comment
thanks for sharing ya Teh.. ga sabar mu discuss ini sama suami..